02 Mei 2008

Ikuti Bush, SBY Pidato di Media


JAKARTA, HIMAJUR- Langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar keterangan pers di dua stasiun televisi swasta tentang krisis energi dan pangan yang menghantui kehidupan masyarakat Indonesia, ternyata mengikuti langkah-langkah Presiden AS, George W Bush.

"Pada dasarnya ini sama seperti yang dilakukan Bush, yang juga melakukan statament atau pidato. Saya rasa kalau anda semua melihat, hampir semua pimpinan dunia setiap hari sampai perlu menyatakan ke publik, karena kita bicara tentang sesuatu dua hal yang sangat sensitif kepada kehidupan masyarakat dimana saja, di negara manapun saja, yakni masalah pangan dan energi," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani usai mendampingi Presiden Yudhoyono saat melakukan pidato dihadapan stasiun televisi swasta Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu sore (30/4).

Menurut Sri Mulyani, kebutuhan presiden mengkomunikasikan masalah krisis pangan dan energi kepada publik dengan menggunakan dua stasiun televisi Tanah Air sekedar mengajak masyarakat untuk tidak saling menyalahkan satu sama lain.

"Itu semua menunjukkan sesuatu yang sudah menjadi perhatian dan keprihatinan bersama. Karena bagaiamanapun juga aspek sosial, ekonomi dan politik dari kenaikan harga-harga ini perlu kita cermati secara serius tanpa kita harus saling salah-menyalahkan, " ujarnya.

Dua hal yang merupakan masalah hajat hidup dan prioritas kebutuhan masyarakat paling tinggi pada saat ini, sela Menkeu juga dibahas pemimpin PBB, Bank dunia dan lembaga multilateral lainnya. Bahkan SBY menyempatkan waktu mengirim surat kepada lembaga-lembaga dunia untuk memastikan kesatuan langkah dalam menyelesaikan masalah energi dan pangan tersebut. "Bapak presiden sudah menulis surat ke PBB, Bank Dunia, dan G-8," pungkasnya.

Lebih lanjut Menkeu menjelaskan, pesan dari Kepala Negara dari masalah energi dan pangan ini adalah bagaimana menjadikan krisis dunia tersebut sebagai satu kesempatan dan peluang bagi Indonesia yang kaya akan sumber daya alam. "Krisis ini untuk negara kita yang kaya akan sumber daya alam bisa menjadi suatu kesempatan. Kesempatan ini bisa muncul kalau ada sesuatu strategi kebijakan dan aksi bersama," tandasnya.

Menkeu mengklaim, strategi kebijakan dan aksi bersama telah diterapkan pemerintah beberapa tahun terakhir. Kebijakan itu berupa pencanangan program investasi dan infrastruktur serta bibit."Pihak- pihak yang menikmati sekarang ini bisa melihat itu sebagai peluang untuk mengembangkan investasi lebih jauh," jelasnya.

2 komentar:

Aisia mengatakan...

wah-wah.....makin pinter ya temen-temen himajur IISIP...oke deh maju terus.........

btw

apakah IISIP mendukung UKM yang ada?

Himajur Cyber mengatakan...

Makasih udah tinggalkan komentar..
Kita disini atas Nama Himpunan Mahasiswa Jurnalistik (HIMAJUR) IISIP Jakarta..
kalau pihak kampus tidak mendukung UKM yang ada, kita tentu tidak akan tinggal diam selama kita berada pada peraturan yang ada..